Vous, Mon Âme Soeur (Part 4)


h-copy

Title : Vous, Mon Âme Soeur (Part 4)

Author : Shin a.k.a Berthafitrias

Main Cast : Im Yoona, Choi Siwon

Supporting Cast : Find by yourself

Genre : Romance, fantasy, drama

Rating : PG-17

Poster :  deerkkamjong07 (thanks buat cover kerennya! 😀 )

Note : Terinspirasi dari drama “Man From The Star” tapi ada sedikit pengembangan (ini versi saya loh)

Perlu diingat kalau ff ini milik saya sepenuhnya, sedangkan Yoona, dan semua yang saya masukkan dalam ff ini merupakan milik Tuhan, keluarga dan teman mereka. Jadi untuk yang gak suka ama pairingnya, don’t bash ok?? terus kalo ada typo nya… hemm saya harap readers bisa maklum dan maafin saya #pake wajah melas 😀

Oh iya, semuanya murni fiksi. Jadi kalau ada kesamaan nama, tempat, ide/inti cerita, dsb mohon di maklumi ya tapi ini jujur murni hasil pemikiran saya loh, gak  plagiat cuma emang terinspirasi dari drama dan beberapa cerita dongeng.

PREVIOUS >> Part 3

DON’T BE PLAGIATOR OK, Hargailah orang lain jika anda ingin dihargai..!

^_^ Happy reading ~ I Hope you like it..^_^

* * *

“Dia masih tidak mau mencoba gaun pengantinnya?”

Donghae berdehem, seolah baru saja menelan kerikil tajam yang membuatnya sulit menjawab pertanyaan sang jendral. Dia takut mengecewakan namja itu.

“Tepatnya, dia menolak untuk menikah dengan anda my lord” ujarnya sembari memperhatikan dengan jeli raut wajah Siwon. Donghae khawatir Siwon akan marah dan membuat Yoona semakin kehilangan rasa simpati padanya.

Siwon mengeram. Auranya menunjukkan kekelaman tanpa tepi. Seolah dia siap membuat siapa saja yang ada disekitarnya musnah menjadi abu. Siwon tak bisa menahan gejolak kemarahan yang perlahan menimbun habis jiwanya. Dia terlampau kecewa akan sikap Yoona. Memang seberapa tak pantaskah dirinya hingga yeoja itu dengan berani menolaknya? Siwon pikir pesona ataupun karismanya belum mati. Tapi tetap saja tak mampu menyentuh lebih dalam lagi pada sang pujaan hati.

Selama ini Siwon tak pernah tahu betapa menyakitkan dan menyesakkannya menunggu. Dia tak pernah menanti kehadiran Yoona di sisinya. Dengan tegas dia menolak dan menunjukkan kepongahan berlebihan. Dia tak butuh belahan jiwa, dia bisa berdiri sendiri tanpa memiliki kelemahan. Dia bahkan berniat membunuh Yoona!

Tapi kesombongan takkan pernah bisa kekal. Siwon picik mengira dirinya adalah yang terhebat. Dia melupakan fakta bahwa dibalik segala keberhasilan, ada suksesor penting yang mendukungnya. Dan kini dia mengakui, dia membutuhkan Yoona selayaknya dia butuh udara untuk bernafas. Tsk, memalukan!

“Kalau begitu paksa dia” jawaban tenang Siwon terdengar mengerikan di telinga Donghae. Bulu kuduknya meremang dengan sendirinya.

“Dia bilang, akan kabur dan bunuh diri jika anda memaksanya” jawab Donghae dengan tubuh bergetar. Menyadari kalau ketakutan telah benar-benar mendominasi pikirannya.

Tangan Siwon terkepal kuat. Memperlihatkan urat-urat biru yang menonjol dibalik lapisan kulit dan dagingnya. Siwon marah! Bukan hanya karena penolakan Yoona, tapi juga karena ancamannya! Tidakkah Yoona sadar betapa banyak dia telah menyakiti Siwon?!

Setiap luka yang Yoona punya, Siwon akan merasakannya. Setiap derita yang Yoona tanggung, akan terbagi padanya. Tidakkah Yoona pahami kalau dia adalah separuh jiwa Siwon? Siwon benar-benar marah tapi tak berdaya!

“Kalau begitu aku sendiri yang akan bicara dengannya” putusnya setelah cukup lama menimbang.

My lord…” panggilan Donghae menghentikan langkah Siwon yang baru saja beranjak dan berniat menuju ke kamar Yoona.

Siwon berbalik, menatapnya dengan wajah datar seperti biasa.

“Apa?” tanyanya tanpa basa-basi.

Donghae tersenyum sekilas, sejujurnya dia sangat gugup namun di tahannya. “Bersikaplah lebih lembut. Bagaimanapun juga my lady seorang wanita. Dia butuh dimengerti” sarannya.

Siwon diam, matanya melirik Donghae tajam sebelum akhirnya memilih untuk meneruskan langkahnya.

* * *

 Bumi, Seoul

Tiffany menatap nanar makam yang masih berwarna merah dihadapannya. Pamannya, istrinya dan sepupunya. Habis sudah. Mereka telah dikebumikan beberapa menit yang lalu.

Ingin rasanya dia menangis dan membunuh siapa saja yang telah berani menghilangkan nyawa keluarganya yang tersisa tersebut. Hatinya sakit, sungguh tak nyaman mendapati kenyataan yang ada.

“Aku sendirian sekarang, samchon…” ucapnya lirih. Airmatanya menetes tak tertahan lagi. Sementara tangannya terkepal memukul dadanya. Mencoba meminimalisir denyut perih yang menggerogoti hatinya.

Beberapa saat dia hanya bisa mematung tanpa tahu harus seperti apa lagi. Hidupnya seperti kertas kosong saat ini. Putih, tanpa ada isi. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari pemakaman yang terlihat sepi. Tiffany memang menyuruh agar tak ada wartawan yang meliput dengan kehikmadtan pemakaman.

Baru saja melangkah keluar dari gerbang pemakaman, para wartawan menyerangnya seperti dia gula yang siap dikerubungi semut. Tiffany menghela nafas lelah. Dia benar-benar ingin pulang dan menenangkan dirinya dulu.

“Hwang-ssi, apa rencana anda setelah kematian presdir Soul Entertainment? Apakah anda berniat hiatus untuk sementara waktu?” tanya salah seorang wartawan. Tiffany hanya diam, tak berniat menjawabnya. Lagipula ada kemana manajernya saat ini?!

“Kalau boleh tahu apa penyebab kematian paman anda? Apakah benar kalau mereka sekeluarga telah dibunuh? Jadi presdir Hwang memiliki musuh? Apa ini berhubungan dengan perseteruannya dulu dengan mendiang presdir Kim?”

Pertanyaan itu membuat kepala Tiffany mendadak sakit.

“Apa ini karma karena presdir Hwang telah membuang Calistha? Jadi, ada dimana Calistha sekarang? Kenapa setelah diberhentikan dari agensi dia tidak pernah tampil dihadapan publik lagi? Apa presdir Hwang telah menutup jalur karirnya?”

Kini dadanya terasa sesak, seolah dirinya siap menangis lagi.

“Sebuah forum netizen mengatakan kalau Calistha memiliki hubungan yang kurang baik dengan anda dan paman anda. Karena itu banyak yang menduga kematian paman anda adalah hasil dari perbuatan jahatnya pada Calistha. Bagaimana tanggapan anda dalam hal ini?”

DEG!

Tiffany menatap wartawan yang bertanya tersebut dengan mata tajam. Raut wajahnya menunjukkan ketidak sukaan.

“Jaga bicaramu!” bentaknya. “Pamanku orang baik, dia…” Tiffany kehabisan kata-kata manakala dilihatnya manajernya turun dari sebuah mobil dan membawa beberapa bodyguard untuk menjaganya dari serangan paparazzi.

Menghela nafas berat, Tiffany akhirnya memilih meninggalkan kompleks pemakaman tersebut tanpa menghiraukan pertanyaan yang terlempar padanya.

* * *

Aldrich

“Kenapa tidak mau memakai gaunnya?” tanya Siwon dengan nada dingin.

Yoona mendengus, tak mau menatap wajah Siwon karena takut terintimidasi. “Karena aku tak mau menikah denganmu!”

Siwon diam, tak ada jawaban yang keluar dari bibirnya dan jujur itu membuat Yoona agak merasa ganjil. Perlahan tatapannya terarah pada namja yang terlihat begitu tampan dengan jasnya. Rambutnya rapi, dan aromanya begitu wangi. Tubuhnya yang atletis menambah nilai plus akan visualnya saat ini.

Siwon berdiri tegap, menatapnya seolah dirinya maling yang tertangkap basah tengah mencuri. Membuat Yoona merasa kalau dia bahkan bisa mati berdiri. Apa-apaan Siwon dengan tatapan menusuknya itu eoh?!

“Ehem… baik, aku pakai gaunnya! Tapi aku tidak perlu menikah denganmu. Bagaimana?!” tawar Yoona akhirnya karena merasa tak tahan di pelototi terus oleh Siwon.

Siwon masih diam. Tapi kali ini tatapannya tampak sedikit melembut.

“Tidak!” jawabnya singkat, padat dan jelas! Yoona mendecih. Tak suka akan kearoganan Siwon dalam berujar.

“Kenapa kau memaksa?! Aku tak mau menikah dengan physco sepertimu! Aku mau pulang! Aku tak mau disini!” teriaknya histeris. Yoona sudah tak tahan. Semalaman dia sudah memikirkan hal ini. Dia tak pernah bisa tidur dengan tenang, tak pernah bebas untuk beraktifitas. Segala pergerakannya diawasi dan dia mulai frustasi karena ini!

Siwon bukan orangtuanya, dia bukan presiden Korea Selatan! Pun pastur yang dulu  membaptisnya, jadi kenapa dia harus menuruti apapun yang menjadi titahnya?! Damn, go to the hell!

“Karena aku menginginkanmu” jawab Siwon tenang. Matanya menelusuri setiap ekspresi Yoona dengan hati-hati. “Aku bisa sangat murah hati jika aku mau…”lanjutnya. “Tapi aku sedang tidak mau. Aku menginginkanmu sampai gila rasanya. Jadi, jangan menolakku”

“Kalau mau gila, gilalah sendiri! Tak usah ajak aku! Kau pikir siapa dirimu berani menyeretku ke dalam masalahmu?!” teriak Yoona.

“Aku tak bercanda Im Yoona!” bentakan Siwon membuat Yoona hampir terlonjak karenanya. Namja itu dengan wajah muram menatapnya tajam seolah siap membakarnya habis!

Siwon menutup matanya untuk beberapa saat. Mengambil oksigen semampu yang dia bisa.

Be patient, dude! Bersikaplah lebih lembut pada matemu!

Seseorang dalam hatinya mencoba membuat pikirannya jernih. Siwon tak memungkiri, dia terlalu terbawa emosi tadi. Cuma dia tak bisa menyangkal, berhadapan dengan Yoona selalu bisa membuat kesabaran dan sikap tenangnya sirna! Yoona begitu ekspresif dan radikal. Membuat Siwon tak habis pikir bagaimana menghandlenya.

Siwon menghela nafas. Langkahnya mendekat pada Yoona yang masih mematung sembari mengawasinya.

Namja itu tiba-tiba berjongkok, memposisikan dirinya berlutut dihadapan Yoona yang terang saja bingung dan kaget.

Bayangkan! Seorang jendral mahadewa mau merendahkan dirinya demi sang wanita. Siwon tak pernah melakukan ini sepanjang hidupnya. Pantang baginya untuk menyerah. Tapi Yoona sungguh membuatnya tak berdaya! Separuh jiwanya tersebut memaksanya untuk menunduk, memastikan dirinya adalah hamba yang memuja sang belahan jiwa. Siwon tunduk pada kekasih hatinya. Astaga!

“Aku ingin menjalani hidupku bersamamu, my lady” ucapnya dengan nada rendah dan merayu. Membuat Yoona tertegun mendengarnya. “Aku ingin membangun sebuah keluarga bersamamu. Tempat dimana aku bisa kembali dan menyandarkan diri. Aku hanya ingin kau mendampingiku tak peduli betapa sulitnya hidup ini”

Yoona berdehem, sejujurnya dia mulai tak tega melihat sikap Siwon. Mungkin sebentar lagi dia bisa luluh jika namja ini terus bersikap manis padanya. Uh, seperti drama saja!

“Kau bisa cari wanita lain, mungkin? Aku hanya ingin kehidupan yang normal seperti dulu” namun akhirnya dia memilih realistis. Yoona tak butuh sebuah janji tak berarti. Dia hanya ingin kembali dan menjalani sisa hidupnya dengan tenang. Dia sudah memiliki banyak pengalaman kalau hidup tak semudah yang dia kira.

“Tidak bisa dengan yang lain…” Siwon berujar dengan tenang tanpa mengalihkan tatapannya. “Aku hanya ingin kau. Aku hanya mau kau. Hidupku tak berwarna tanpa adanya kau disisiku. Seberapa sakitnya aku akan penolakanmu, jauh lebih menyakitkan bagiku untuk kehilanganmu. Aku tak mau menikah selain denganmu”

“Tapi aku tak bisa! Ini sungguh tak masuk akal! Bagaimana mungkin aku menjadi istrimu sementara aku bahkan tak mengenalmu?! Yakinlah, kau hanya terbawa nafsu saja. Aku tak benar-benar kau inginkan!” bantah Yoona.

“Aku tahu dengan jelas apa yang kuinginkan. Kau” jawab Siwon tegas.

“Aku tak menginginkanmu”

Siwon menelan salivanya susah payah. Hatinya terasa perih mendengar pernyataan Yoona. “Tidak apa-apa. Semua butuh proses bagimu. Tak menginginkanku? Maka belajarlah menerimaku. Tak menyukaiku? Maka belajarlah mencintaiku. Untukmu aku bersedia menunggu”

“Astaga…” Yoona frustasi. Dia bisa gila, dia bisa jadi setengah delusi jika begini caranya! Siwon sungguh romantis bahkan tanpa perlu menyediakan candle light dinner ataupun menyanyikan lagu dengan lirik puitis! Yoona merasa seperti berperan di drama romance saja!

“Maaf Siwon, aku baru saja kehilangan. Aku menyukainya, dia segalanya bagiku. Dia penyelamatku. Dan dia akan selalu ada dihatiku. Aku… tak bisa menerimamu” ujar Yoona setelah cukup lama berpikir. Ya, ini adalah keputusannya. Menurut Yoona ini adalah yang terbaik.

Raut wajah Siwon langsung berubah. Wajahnya yang tadinya tampak tenang segera menunjukkan kemarahan mendalam.

“Aku sudah bilang takkan menikah selain denganmu…” desisnya. “Dan aku selalu mendapatkan keinginanku!” bentaknya. Jantung Yoona terasa mau copot karenanya. Ada apa dengan laki-laki ini? Mirip seorang yang kena gangguan jiwa saja.

“Lihat saja Yoona, tolak aku… maka semuanya selesai! Ku pastikan tempat ini akan langsung jadi debu karena kemarahanku. Saksikan dan nikmati akibat dari sikap keras kepalamu itu!”

DEG!

Yoona memucat. Siwon terdengar tidak omong kosong! Namja itu bahkan segera melepas jasnya dan mengambil pedangnya yang ada di dekat ranjang Yoona. Seolah dia benar-benar siap membunuh siapa saja yang dia temui nantinya!

“Siwon…” panggilnya. “Kau tidak boleh melakukannya! Itu sungguh kekanakan!”

Siwon berbalik, dan Yoona tertegun. Iris mata namja itu terlihat berubah menjadi warna biru saffire! Persis seperti saat Siwon dengan mudahnya membunuh anak komandan Son di hadapannya. Itu berarti…

TIDAK! Yoona tak bisa membiarkannya!

“Aku tak peduli” jawab Siwon dengan nada dingin. Seulas senyum miring tampil di wajah tampannya.

Yoona merasa dadanya sesak mendengar jawaban Siwon. Dia benar-benar akan diserang rasa bersalah seumur hidup jika sampai benar Siwon melampiaskan amarahnya pada orang lain!

“Tidak…” ucapnya lirih. “Kau tak boleh melakukannya!” dengan cepat dia menyusul Siwon dan berdiri di hadapannya. Bermaksud menghalangi jalannya.

“Minggir Yoona!” bentak Siwon.

“Tidak! Berjanjilah kau tak akan berbuat macam-macam dulu!”

“Kau pikir kau siapa berani memerintahku?! Kau bahkan menolakku!”

“Siwon…” Yoona siap merengek. Tapi Siwon terlalu dingin saat ini. Membuat Yoona kehabisan akal. Setengah menunduk yeoja itu akhirnya menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan.

“Baik kita menikah”

Siwon diam, dia tampak kaget meski dengan cepat tertutupi. “Apa?” tanyanya.

“Aku mau menikah denganmu”

“Ulangi, aku tak dengar!”

“Issh…” Yoona mengangkat wajahnya dengan sebal. “Aku mau menjadi istrimu, puas?!”

Siwon langsung tersenyum mendengarnya. Perlahan wajahnya yang tadi tampak marah menunjukkan raut senang yang berlebihan. Dia ingin memeluk Yoona ketika yeoja itu menahannya dan membuatnya otomatis mengeram. Siwon sudah bilang tak suka penolakan bukan?

“Apa?” tanyanya kesal.

“Janji dulu, kau tak akan…”

“Aku berjanji” potongnya sembari memeluk Yoona dengan tak sabaran. Yoona menghela nafas mendengarnya. Bahkan ketika Siwon mengangkatnya dan menatapnya dengan sorot lembut, dia hanya diam dan menatap kosong Siwon.

Mungkin ini yang terbaik, batinnya.

“Aku ingin bertanya…”

“Apa sayang?” tanya Siwon sembari mengecup dahi Yoona. Saat ini dia sedang menikmati adanya Yoona di dekapannya.

“Kenapa kau selalu membawaku ke pangkuanmu, atau berlutut dihadapanku? Kau tahu, itu membuatku… sedikit tak nyaman”

“Aku suka melakukannya” jawab Siwon sambil tersenyum. Memperlihatkan sepasang lesung pipinya yang menawan. “Aku ingin kau tahu betapa aku memujamu. Kau adalah ratuku”

“Jonghyun bahkan tak pernah…”

“Siapa itu Jonghyun?” potong Siwon dengan nada tak suka. Yoona langsung merutuki dirinya. Menyesali mulutnya yang keceplosan.

“Temanku. Dia banyak membantuku” jawabnya jujur.

“Laki-laki?”

“Eungh… ya”

“Kau berteman dengan laki-laki?!”

Yoona mendengus. Mulai lagi.

“Begitulah”

“Baik, dia teman pertama dan terakhirmu” putus Siwon menekan emosinya.

“Apa? Hey, kau tak boleh melakukannya! Manusia itu makhluk sosial! Dan lagi aku ini aktris! Aktris Asia yang paling terkenal! Wajar bagiku untuk berhubungan dengan banyak laki-laki. Bahkan ciuman pun aku…”

“KAU CIUMAN DENGAN MEREKA?!”

Yoona langsung bungkam. Tubuhnya tegang sementara bibirnya nyengir dengan anehnya. Ups! Keceplosan lagi -_-

Siwon siap meledak kalau saja ketukan di pintu tidak menginterupsi pembicaraan mereka dan membuat Yoona meloloskan nafas leganya.

“Kita bicarakan ini nanti” bisiknya. Perlahan dia melepaskan pelukannya dan berjalan menuju ke pintu. Memang tadi saat masuk Siwon mengusir semua pelayan dan penjaga yang ada di kamar Yoona agar dia bisa berbicara leluasa.

“Ada apa?” tanyanya tanpa basa-basi pada Donghae.

“Pendetanya sudah datang, my lord

* * *

Zenth

“Bagaimana?”

“Para penjelajah langit sudah memeriksa dan memastikan kalau lusa hari akan cerah dan badai akan berlalu”

Wanita itu mendesah. Dia masih tampak kecewa meski akhirnya memilih untuk menenangkan hatinya. Setidaknya dua hari tidak terlalu lama. Ya, setidaknya.

“Kalau begitu sebaiknya kita kirimkan pesan pada lord jendral kalau kita akan terlambat untuk kembali” ujar sersan Kim dengan nada dingin.

Mayor Park tertawa geli. Menyadari kalau kesabaran Uee mulai habis. Kasihan!

“Tenanglah sersan Kim! Lord jendral tidak akan kemana-mana. Dia akan menunggumu selalu” godanya. Menjijikkan menurut Uee tapi cukup untuk menghasilkan rona di pipinya. Sialan!

* * *

Siwa

“Jadi, kegelapan mulai memudar?”

“Ya, tuan. Hari ini adalah pernikahan lord jendral dan my lady

Seunghyun menghela nafas berat. Tangannya terkepal menahan marah. Siapa yang tidak kesal jikalau mendapati kenyataan kalau gadisnya telah jatuh ke pihak sang rival? Seunghyun tidak bisa menerimanya! Tapi dia juga tak bisa semena-mena menolaknya karena pernikahan itu adalah jalan baginya untuk kembali ke Aldrich, planet impiannya.

“Lalu bagaimana dengan manusia bumi itu?” tanyanya mencoba mengalihkan pertanyaan agar tak berlarut-larut memikirkan masalah tersebut.

“Dia masih bungkam. Sepertinya rencana kita akan berhasil”

Seunghyun baru bisa menyunggingkan senyum mendengar jawaban bawahannya tersebut setelah sejak tadi bermuram diri.

“Bagus, segera bawa dia kemari dan bersiaplah untuk kembali ke Aldrich. Kita harus siaga untuk masuk saat gerbang kegelapan terbuka”

“Baik, tuan”

* * *

Aldrich

Astaga, dia malaikat atau apa?

Sejak tadi batin Yoona terus bergelora. Mencoba menyuarakan perasaannya manakala melihat sosok yang begitu tampan tengah berdiri dengan penuh karisma di ujung altar.

Siwon nampak gagah dengan setelan kemiliterannya. Ada semacam plang menyilang yang melingkari tubuh bagian atasnya. Berbagai tanda pangkat dan lambang keemasan bertengger untuk memberi kesan tegas dalam pembawaannya. Sementara sepatu kulit dengan aksen klasik telah bersarang manis pada kaki namja itu. Yoona tak paham, bagaimana bisa ada pria setampan itu?

Tapi, dia mungkin tampan dan penuh pesona. Namun sikap dingin dan angkuhnya telah menghilangkan semua kelebihan yang melekat pada dirinya. Siwon tak mudah untuk tersentuh dan disentuh tampaknya. Dan untuk itu Yoona perlu mendecih untuk memperlihatkan betapa tak sukanya dia akan ekspresi wajah sang jendral.

Semakin mendekati altar Yoona semakin gugup. Aigoo… seperti sedang syuting film Hollywood saja! Yoona merasa aneh. Dia canggung dan malu berhadapan dengan redup berhiaskan harapan milik Siwon. Meski dia tak menampik ada secuil kebanggaan mengetahui dirinya diinginkan oleh pria setampan Siwon.

Siwon menyunggingkan senyum mahalnya, membuat hampir seluruh tamu undangan yang hadir terkesima. Pasalnya sang jendral jarang menunjukkan ekspresi berlebihan. Setidaknya sebelum dia melakukan pengorbanan untuk planet Aldrich dulu.

Tangannya terulur, mencoba menjemput Yoona untuk berdiri bersamanya dihadapan sang pendeta. Yoona mengerjap sesaat. Jujur saja dia bimbang!

Dia adalah aktris terkenal. Banyak yang menginginkannya. Terbukti dengan banyaknya list fanboys yang dia punya selama menjabat sebagai aktris papan atas Korea. Jadi rasanya sangat tidak etis saat Siwon dengan mudah mendapatkannya. Memaksa pula! Issh…

“Kemarilah sayang…” bisik Siwon dengan nada memerintah. Yoona menghela nafas. Sepertinya dia tak ada pilihan. Mungkin ada baiknya sekarang dia mengalah. Yoona tidak akan benar-benar menganggap kalau pernikahan ini sah. Jadi kapan saja dia ada waktu untuk kabur, maka dia bisa tenang karena pernikahan tidak didasari oleh keyakinan yang kuat. Ya, begitu saja.

Perlahan tangannya membalas uluran Siwon. Menggapai dengan hati-hati. Hingga Siwon dengan tak sabarnya menariknya dan membuat mereka berhadapan dengan si pemersatu mereka yang tak lain adalah tetua di planet Aldrich.

Sang pendeta tersenyum ramah. Menampilkan seulas dekik indah di wajahnya. Yoona sampai terheran sendiri. Kenapa semua orang di planet ini begitu menawan hati? Sekarang Yoona jadi minder. Dia pikir dia adalah aktris yang wajahnya cukup cantik untuk bersaing. Tapi di planet ini, kecantikannya seolah turun hingga ke level yang mampu membawanya ke ambang frustasi.

“Hadirin sekalian…” sang pendeta memulai acaranya. Yoona spontan menahan nafas dengan gugup begitu juga Siwon.

“Pada hari ini, telah dipertemukan lord jendral Andrew dengan kekasih hatinya. Belahan jiwanya. Maka, mari kita dengarkan sumpah sehidup semati mereka untuk selamanya” ujarnya.

Siwon langsung membimbingnya dengan lembut agar menghadap ke arah para tamu undangan. Yoona yang kebingungan hanya bisa menuruti kehendaknya saja seperti kerbau yang di colok hidungnya.

“Saya, Choi Siwon berjanji akan terus menjaga hati saya untuk wanita di samping saya… Im Yoona. Bersama dengannya baik suka maupun duka dan takkan menyakitinya sampai maut memisahkan” ujar Siwon dengan tegas. Ucapannya begitu lantang dan membuat ruangan menjadi terkesan keramat. Yoona bergidik ngeri melihat begitu kelamnya pesta pernikahannya. Dia bahkan memakai gaun hitam!

Remasan di tangannya membuat Yoona menoleh pada Siwon. Namja itu meliriknya dengan isyarat ‘cepat ucapkan sumpahmu!’

Yoona memutar mata kesal. Dia saja tak tahu harus bicara apa!

“Saya, Im Yoona… eungh berjanji akan selalu ada untuk Choi Siwon. Bersama… dengannya sampai maut memisahkan” ujar Yoona terbata karena lupa akan kalimat Siwon. Mendadak suasana hening. Yoona mengernyit. Well, mungkin dia salah mantra? Eh?

Siwon menatapnya dengan tatapan tajam. Membuat Yoona menelan saliva gugup. Sampai akhirnya namja itu berbalik menatap sang pendeta yang tampak terdiam sesaat sebelum akhirnya sadar maksud Siwon.

“Kalian telah dipersatukan dalam kedamaian pernikahan! Selamat menempuh hidup baru my lord  dan my lady!” ucapnya dengan suara lantang.

“HIDUP MY LORD DAN MY LADY!” segera setelah pernyataan tersebut sorak sorai menghiasi ruangan tersebut. Yoona sampai dibuat terperangah karenanya.

Siwon tersenyum puas. Matanya teralihkan pada Yoona yang masih tampak kebingungan. Dengan perlahan diraihnya dagu wanita tersebut hingga membuatnya menatap Siwon.

Give it to me my lady?” bisiknya. Yoona mengernyit. Tak mengerti.

“Apa?”

CHU~

Mata Yoona melebar manakala dirinya mendapati sesuatu yang kenyal nan basah yang telah menyerang bibirnya. Sementara Siwon tampak memejamkan mata, menikmati aksinya. Bibirnya dengan lihai melumat bibir Yoona dan memaksa mulut wanita itu untuk terbuka. Mengajak Yoona untuk berperang lidah dan bertukar saliva didalamnya.

Yoona melenguh. God, he is very good kisser!, batinnya. Yoona telah melakoni banyak adegan ciuman selama hidupnya. Tapi tak ada yang mampu mendominasinya layaknya Siwon. Yoona yang memegang kendali, bukan dirinya yang dikendalikan. Dan Siwon dengan mudah menaklukkannya! Uh, itu sungguh menjatuhkan harga dirinya!

Tapi ciumannya memang benar-benar memabukkan. Yoona takkan munafik, dia menikmatinya. Saat lidahnya terlilit dengan lidah Siwon, ada getaran yang merasuki tubuhnya hingga membuatnya merasakan euforia aneh yang membuatnya bahagia. Astaga, sejalang inikah dirinya?

Siwon akhirnya melepaskan ciumannya saat dirasanya Yoona mulai kehabisan nafas. Dengan enggan dia mendekap Yoona dan menyatukan dahinya dan Yoona lalu menghembuskan nafasnya yang tersengal di permukaan wajah Yoona.

“Aku tak sabar menunggu nanti malam” bisiknya dengan senyum seduktif. Membuat Yoona muak.

* * *

Siwa

“Tuan, gerbang kegelapan sepenuhnya terbuka”

Seunghyun tersenyum penuh arti. Dengan perlahan dia mengambil mantel kebesarannya dan memakainya.

“Benarkah? Kalau begitu mari kita nikmati pestanya” ucapnya sedikit menggumam. “Siapkan kendaraan! Kita akan kembali ke Aldrich dan menyapa calon istriku”

* * *

Seoul, Bumi

Tiffany menatap kosong para wartawan yang masih berkumpul mengepung apartemennya. Sejak tadi dia terus berdiri di balik jendela yang terhalangi gorden tipis. Dia sadar kalau kini dia tengah jadi pemberitaan panas akibat kabar kematian pamannya.

Jari lentiknya menelusuri helai rambutnya dengan perlahan. Sekarang dia benar-benar pusing. Tawaran pekerjaan tak ada untuknya dan sebagian juniornya tak ada yang menghormatinya di agensi. Itu sudah terjadi sejak dulu. Semua orang lebih suka Calistha meskipun yeoja itu dikenal cerewet dan angkuh. Mungkin mereka tertipu pada kecantikan sok polosnya. Ck!

Tiffany melangkah menuju ke sofa ruang tamunya. Diraihnya remote televisi dan mulai menghidupkannya.

Iklan yang dibintangi oleh Yoona pertamakali menjadi yang dia lihat. Yoona tampak tersenyum manis sehabis meneguk jus jeruk dari sebuah botol. Rambutnya yang ikal berwarna kecoklatan tampak imut saat tertiup angin pantai. Tiffany iri melihatnya. Yoona terlihat begitu natural dan menggemaskan. Mungkin ini yang menyebabkan dia dengan mudah dicintai meski dia juga memiliki banyak haters.

“Sampai saat ini keberadaan Calistha Im masih belum diketahui. Bahkan dramanya yang seharusnya dijadwalkan selesai bulan ini pun belum jelas kelanjutannya. Calistha seolah hilang ditelan bumi. Sejak kabar pemecatannya dari Soul Entertainment Calistha diketahui meninggalkan gedung agensinya dengan wajah marah. Dia bahkan tidak menghadiri premier  filmnya dan juga acara penghargaan dimana dia menjadi nominasi di salah satu kategori. Ada banyak spekulasi yang menyebar. Diantaranya kemungkinan terlibatnya Tiffany Hwang dan presdir Hwang terhadap karir Calistha Im. Mereka dikatakan telah membuat Calistha kesulitan dan…”

KLIK!

Membanting remote dengan kesal, Tiffany segera menyumpah serapah. Dia benci dengan pemberitaan yang terus menerus memberondong dan mengaitkannya tentang hilangnya Calistha. Publik masih sangat menginginkan Calistha dan menghilangnya Calistha dianggap sebagai kesalahannya. Oh, Tiffany bahkan masih berkabung dan sekarang dia harus mendapati kalau dia seperti seorang kriminal sejati gara-gara seorang Calistha Im!

Bunyi bel apartemennya mengagetkannya. Tiffany menoleh sekilas dengan wajah bingung.

Siapa yang berani menemuinya di saat dia telah memberi perintah untuk tak diganggu?!

Setengah bersungut, Tiffany putuskan untuk membuka pintu apartemennya tanpa melihat intercome. Mungkin petugas kebersihan yang setiap tiga kali sehari datang dan mengurus rumahnya. Atau mungkin manajernya. Ya, siapa lagi?

CKLEK!

Tapi semua tak sesuai dugaannya. Sesaat setelah dia membuka pintunya, Tiffany mendapati mulut dan hidungnya dibekap dengan kuat. Sebuah sapu tangan menghalangi jalan nafasnya. Membuat Tiffany melayang dan akhirnya tak ingat apa-apa lagi. Semua gelap.

* * *

Aldrich

Siwon langsung mengambil gelas wine yang tadinya akan Yoona minum dengan cepat. Matanya mendelik pada Yuri yang sedari tadi berdiri di sisi Yoona.

“Yuri tidakkah kau paham kalau my lady tidak boleh minum minuman keras?!” larangnya dengan rahang mengeras. Yuri tampak salah tingkah. Setengah membungkuk dia mengucapkan kalimat penyesalan berulang kali. Lalu dengan patuh dia segera pergi saat Siwon mengisyaratkan ingin berdua dengan Yoona.

Sementara Yoona sudah duluan kesal. Siwon benar-benar pengekang akut! Yoona tak bisa bergerak dengan bebas. Kemanapun dia pergi Siwon selalu membuntuti. Heh, memang Yoona anak kecil?!

“Mungkin sekarang kau bisa menjelaskan tentang ciuman itu my lady…”

“Apa?” Yoona menatap bingung Siwon. Maksudnya?

“Sejak tadi kau hanya diam. Berbeda dengan biasanya. Apa kau merasa tertekan karena harus jujur tentang masa lalumu?”

Yoona makin tak paham. Siwon ini ingin bertanya soal apa? Kalau mengenai kediamannya Yoona akui itu dipengaruhi oleh moodnya yang buruk! Yoona terlalu shock mendapati dirinya – sang aktris terkenal – sekarang telah berstatus seorang istri! Dan juga, dia sedang malas bicara yang tak penting.

“Tentang ciuman my lady…” lanjut Siwon menambahkan.

Yoona mendengus. “Apa yang mau kau tanyakan? Hari ini kau yang mengambil ciumanku, jadi apa masalahnya?!” Yoona benar-benar lelah. Dia tak mau menanggapi sifat cemburu buta Siwon. Dia butuh istirahat banyak untuk menghadapi hari esok. Oh, tentunya jika dia masih bertahan esoknya!

Siwon tersenyum tipis. Dia suka akan kalimat Yoona.

“Aku tidak bicara tentang ciuman panas kita sayang, tapi ciumanmu sebelumnya dengan laki-laki lain” jawabnya dibarengi helaan nafas cemburu.

“Aku ini aktris. Terkenal dan cantik luarbiasa” Yoona tiba-tiba menyadari kalau sifat narsisnya muncul kembali akibat ucapan Siwon. “Jadi wajar jika aku sudah pernah ciuman dengan aktor lain. Kau tahu Jo Insung dan Lee Jongsuk? Aku pernah berciuman dengan mereka!” lanjut Yoona dengan nada bangga.

“Benarkah?” Siwon berdehem. Tangannya meraih wine yang ada dihadapannya dan meneguknya dalam satu tembakan. Habis, dia benar-benar terbakar cemburu!

Yoona mengangguk tanpa memahami raut wajah Siwon.”Bahkan Lee Hyunwoo bilang ingin menjadikanku first kissnya!”

Siwon mendecih, kini dia benar-benar seperti remaja tanggung yang sedang jatuh cinta! Dengan kekanak-kanakannya Siwon meletakkan gelasnya kuat hingga hampir memecahkannya. Membuat Yoona terlonjak kaget karenanya.

Ya, waegeure?” tanyanya heran.

Siwon menoleh dengan tatapan setengah mendelik, Yoona yang melihatnya sedikit ngeri jadinya.

“Ciumanku lebih baik dari siapapun! Aku adalah dewa cium untukmu!” ujarnya dengan nada sedikit merengek yang jujur saja membuat Yoona ingin tertawa namun langsung ditahannya. “Sekarang kemarilah! Rasakan dan nikmati ciumanku… nanti kau akan tahu kalau akulah yang kau mau!”

Yoona menahan senyumnya. Astaga, Siwon benar-benar childish!

Tiba-tiba Siwon meraih wajahnya. Gerakannya seolah memberitahu kalau dia ingin mencium Yoona. Tentu saja itu membuat Yoona kaget. Dia masih belum sepenuhnya menerima Siwon. Jadi dengan cepat dia meletakkan tangannya di dada Siwon. Menghalangi namja itu dari niatnya.

Siwon berkeras. Dia masih memaksakan untuk mencium Yoona. Tenaganya yang lebih besar mengikis jarak keduanya sedikit demi sedikit. Yoona tampak kepayahan menghalanginya. Sepertinya Siwon akan berhasil!

My lord, ada…” Donghae langsung ternganga sementara tangannya menutup mulutnya dengan ekspresi berlebihan. Wajahnya memerah secara perlahan. Donghae bahkan tersipu!

“Maaf saya datang di saat tidak tepat” Donghae tampak meringis ketika Siwon melepaskan Yoona dan menatapnya tajam.

“Ada urusan apa sampai kau harus memaksa masuk dan mengangguku, kapten?” tanya Siwon dengan penekanan. Terlihat dia benar-benar sebal dengan Donghae. Tentu saja, kesempatan emas untuk bercumbu dengan istrinya musnah karena laki-laki pendek ini!

“Eungh, begini…” Donghae tampak ragu. Matanya melirik Yoona dengan khawatir. “Saya pikir ada baiknya membicarakannya berdua dengan anda my lord

“Aku sedang malas bersama denganmu” cibir Siwon. “Aku normal, kau tahu? Aku ingin bersama istriku” tanpa malu Siwon merangkul dan mencium pipi Yoona. Mengundang rona malu di wajah istrinya.

“Saya tahu…” rona merah di wajah Yoona menular pada Donghae. “Tapi, ini mengenai… dewa, maksud saya Seunghyun”

Tubuh Siwon tampak menegang mendengarnya. Namun segera berganti dengan raut santai. “Kenapa dengan dia?”

“Dia kembali” jawab Donghae dengan ekspresi ragu. “Penjaga perbatasan mengatakan kalau sekarang Seunghyun bisa masuk dengan bebas kesini”

“Kenapa baru sekarang?” keluh Siwon. “Aku ‘kan sedang ingin berduaan dengan Yoona. Kau urus dia!”

“Tapi my lord, anda tahu kami takkan bisa mengurusnya dengan mudah”

Siwon mendengus. Wajahnya menunjukkan kekesalan tapi dia juga terlihat berusaha sabar.

“Sayang, aku sedang ada urusan sebentar” ujarnya sembari mengelus kepala Yoona sayang yang hanya menatapnya dengan wajah polos. ” Tunggu disini ya”

Setelah mengecup dahi Yoona sekilas Siwon beranjak dan menatap Donghae lekat. “Cari Yuri. Perintahkan untuk mengawasi my lady sementara aku mencari keberadaan Seunghyun”

“Baik!” jawab Donghae patuh.

“Apa? Hey aku bukan anak kecil!” Yoona langsung protes. “Kenapa harus ada orang yang mengikutiku?! Itu tak membuatku nyaman, tahu?!”

“Jangan membantah” ujar Siwon dengan nada tegas. Yoona mempout bibirnya kesal mendengarnya.

* * *

 Zenth

“Tidak ada kabar lain dari lord jendral?”

“Memang apa yang kau harapkan?” goda mayor Park. “Apa kau bermimpi akan dilamar olehnya?”

“Mayor!” Uee jelas jengkel mendengarnya. “Aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan Aldrich saat ini mengingat aku sudah cukup lama disini”

Mayor Park tersenyum tipis. “Bukankah kau mengenal lord jendral? Seharusnya kau tahu kalau Aldrich akan baik-baik saja ditangannya”

Uee terdiam, wajahnya tampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk paham. Mayor Park benar.

* * *

Aldrich

“Aku ingin pipis” keluh Yoona pada Yuri.

Yeoja berkulit tan itu menoleh lalu menatap Yoona sesaat. “Mari saya antar ke toilet my lady

Yoona hanya mengangguk kecil sembari mengikuti langkah Yuri. Ada sebuah lorong penghubung yang cukup sepi menuju ke toilet terdekat. Yoona mengeluh dalam hati. Panggilan alamnya ingin cepat dituntaskan. Jadi dia berjalan cepat meski menahan diri untuk tak melewati Yuri sebagai pemandunya.

“Kami menunggu diluar my lady” pesan Yuri. Yoona hanya mengangguk sambil masuk ke dalam sebuah bilik.

Selesai pipis, Yoona terlebih dahulu melihat tampilannya di cermin. Yoona berdecak menyadari betapa cantiknya dia. Gawat, bagaimana bisa dia semakin cantik saja? Padahal jelas disini dia tertekan batin akibat sikap otoriter Siwon padanya.

Yoona masih tersenyum sendiri ketika dia mendengar suara ribut diluar toilet. Awalnya dia mengacuhkannya sampai akhirnya bunyi hantaman dan orang berkelahi membuatnya mau tak mau keluar untuk melihat situasi.

Dan betapa kagetnya dia begitu dilihatnya Yuri dan beberapa pelayan yang selama ini mendampinginya tampak terduduk dengan wajah lebam. Yoona rasanya siap menjerit. Dia paling tidak suka melihat pertengkaran nyata!

“Hey, apa-apaan ini?!” bentakannya mengalihkan pandangan beberapa orang yang tadinya memukuli Yuri dan rekannya.

Entah apa yang terjadi. Yang jelas orang-orang tadi menghentikan kegiatannya dan menunduk hormat pada Yoona. Mengundang keheranan di wajah gadis itu. Mereka tidak akan menyakitinyakah? Lalu kenapa menyiksa Yuri dan yang lain? Ini sungguh aneh!

Belum sempat kebingungannya terjawab, gerombolan tadi nampak menyingkir. Membuat jalan bagi seseorang menuju ke arahnya. Yoona lagi-lagi dilanda kebingungan. Apa lagi ini?

Seorang laki-laki tampan yang terlihat gagah dengan pakaian serba hitamnya berdiri dihadapannya. Seulas senyum – yang biasa Yoona lihat untuk pemeran jahat di drama atau film – menghiasi bibirnya. Yoona agak ngeri sebenarnya tapi dia mencoba sok berani.

“Akhirnya aku menemukanmu, my lady…” ucap namja itu.

“Kau siapa?” tanyanya dengan suara dibuat tegas.

Laki-laki itu tersenyum makin lebar. Dan dari matanya – atau mungkin Yoona salah lihat – terdapat kerinduan dan hasrat yang seolah siap menerkam dirinya. Laki-laki itu dengan terang-terangan memperhatikannya seperti singa melihat mangsanya!

Yoona jadi merinding. Entah kenapa tubuhnya bergetar hebat. Apa karena namja ini terlihat jahat dan sangar? Apa ini instingnya sebagai aktris hebat kalau dia dalam bahaya?

“Apa kau… mau tanda tangan?” tanyanya dengan suara bergetar. Yoona tahu ini jelas pertanyaan bodoh dikala dia sadar kalau dia sedang tidak di bumi. Tapi tetap saja, karena pertanyaan inilah yang biasanya keluar dari mulutnya saat berhadapan dengan orang asing maka beginilah hasilnya! Yoona yang narsis muncul lagi. Hidup Yoona narsis!

Laki-laki itu mengernyit. Dia tampak heran sendiri.

“Kau bicara apa, my lady?” tanyanya lembut.

“Oh, dia mengerti bahasaku…” gumam Yoona mengundang senyum geli di wajah namja itu.

“Tuan… eungh kau ini siapa ya? Apa kau tahu siapa aku?” tanyanya kemudian.

Seunghyun menghela nafas, kemudian menatap sendu Yoona. “Kau tak ingat aku lagi my lady? Aku Seunghyun dan ya, aku tahu siapa dirimu”

“Kau fansku atau hatersku?”

Nde?” Seunghyun terlihat tidak paham.

“Ah, begini saja…” Yoona terlihat berpikir. “Aku akan beri tanda tangan dan foto selca bersamamu, tapi lepaskan aku ya? Kita damai bagaimana?” ajaknya mencoba bernegosiasi yang menurut Seunghyun sangat imut.

“Apa itu tanda tangan?”

“Itu…tanda tangan! Aduh bagaimana ya menjelaskannya?” Yoona bermonolog sendiri. Seunghyun makin senang melihat setiap ekspresi Yoona. Sepertinya dia lebih menyukai sifat baru sang lady. “Ini tanganku…”

Seunghyun tersenyum geli saat Yoona mengangkat telapak tangannya ke arahnya. “Iya…” jawabnya.

“Aku akan memberi tanda dari jari-jari yang lentik dan cantik ini” lanjutnya dengan sabar.

“Oh, benarkah?” mata Seunghyun berbinar setelah mendengar penjelasan Yoona. “Aku mau! Tanda tangan… Itu bagian dari dirimu, ‘kan?”

Yoona tersenyum senang. Akhirnya ada juga yang antusias akan tanda tangannya!

“Siapa namamu? Aku Im Yoona”

“Aku Seunghyun. Im Yoona? Nama yang bagus!” balas Seunghyun dengan senyum manisnya. “Jadi dimana kau akan memberiku tanda ta…”

“JAUHKAN DIRIMU DARI WANITAKU, BRENGSEK!”

* * *

In another place

Tiffany membuka matanya dengan susah payah. Rasa pusing yang berkelabat di kepala memaksanya untuk tetap berbaring. Beberapa saat kemudian dia masih di posisi semula. Tapi setelah itu dia mampu duduk dan memperhatikan sekitar.

“Aku dimana?” tanyanya bergumam.

* * *

Aldrich

Siwon menatap Yoona dan Seunghyun dengan wajah marah. Ekspresinya menunjukkan kalau dia siap membunuh siapa saja yang ada didekatnya.

Dengan cepat, dia menghampiri keduanya dan menarik Yoona agar berada di balik punggungnya. Mencoba melindungi Yoona dari sekecil apapun pengaruh Seunghyun untuknya.

“Kau pikir kau siapa berani berbicara dengan istriku?” desisnya tak suka.

Seunghyun diam, namun kemudian dia menyunggingkan senyum liciknya.

“Lama tidak berjumpa lord jendral” sapanya basa-basi. Siwon mendecih, tak menyukai sikap sok akrab Seunghyun.

“Apa yang kau lakukan disini? Seingatku aku tak pernah mengundangmu ke pesta pernikahanku”

Mendengar kata pernikahan membuat Seunghyun marah. Dia kesal membayangkan Yoona dan Siwon bersama di malam pertama mereka.

Well, hanya sekedar menyapa. Tidakkah anda suka akan nostalgia?” ujarnya dengan nada menggoda yang sejujurnya kamuflase untuk menutupi perasaan cemburunya.

“Aku tak suka nostalgia buruk” sahut Siwon dingin dan tajam. “Terutama pelaku di dalam nostalgia tersebut. Intinya, aku tak menyukaimu ataupun kehadiranmu disini. Kau, terusir dari sini. Jadi silahkan angkat kaki dari sini dan jangan pernah kembali. Selagi aku masih bersabar!”

Seunghyun menggertakkan giginya marah, namun saat melihat Yoona dia tersenyum manis dan hal itu mengundang geraman dari Siwon.

“Jangan berani menatap istriku jika tidak mau ku congkel matamu!” ancam Siwon marah. Kini tangannya dengan sigap menarik Yoona dan membawanya ke dalam pelukannya sehingga memutus kontak Seunghyun dan Yoona.

“Wow, defensif sekali” cibir Seunghyun diselingi kemarahannya. “Tapi aku suka tantangan. Aku akan pergi, tapi aku tak janji tidak akan kembali. Ada sesuatu yang membuatku selalu ingin berada di…” dengan kenekatan dan kerinduan yang menggelayuti hatinya, Seunghyun mendekati Yoona dan berniat menyentuhnya. Membuat Siwon marah dan…

BRUK!

Tanpa basa-basi segera dia melayangkan tinjuan supernya yang membuat Seunghyun langsung terpental dan membentur dinding dengan mudah. Yoona yang mendengarnya langsung melepaskan pelukan Siwon setelah tadinya dia berniat hanya diam saja agar keadaan tidak kacau.

“Apa yang kau lakukan?” tanyanya tak suka akan kekerasan yang Siwon lakukan.

Siwon diam, matanya menatap Yoona dan kembali menarik kepalanya agar tenggelam ke dadanya. Siwon takkan membiarkan Yoona mengetahui sepak terjangnya ataupun memiliki kesempatan melirik Seunghyun. Tidak, takkan dia biarkan!

Seunghyun beranjak dengan sedikit limbung. Siwon yang melihatnya langsung mengulurkan tangannya ke arah Seunghyun. Tiba-tiba saja tubuh Seunghyun melayang dengan sendirinya. Seunghyun terlihat kaget karenanya. Tapi belum sempat dia menstabilkan tubuhnya, Siwon sudah lebih dulu menghempaskannya dengan kuat dan membuat tulangnya serasa remuk.

“Pergilah ke neraka…” gumam Siwon mengeram dan jujur hal itu membuat Yoona takut.

“Donghae!” teriaknya. Donghae yang sejak tadi ada di sisi Siwon mendekat dan siap mendengarkan.

“Urus dia, pastikan dia takkan kembali lagi kesini. Tutup perbatasan untuknya!” perintahnya dengan suara bergetar. Matanya menatap tajam Seunghyun yang terlihat berdiri dan menatap tajam dirinya. Siwon menyunggingkan senyum miringnya, seolah meremehkan Seunghyun.

Jangan ganggu wanitaku jika tak mau mendapati kematianmu, ujarnya melempar isyarat melalui mata pada Seunghyun yang balas menantangnya lewat tatapan.

“Urus juga Yuri dan yang lainnya” lanjutnya.

Kini tatapan Siwon beralih pada Yoona ketika Donghae dan beberapa pengawalnya membawa Seunghyun dan para pengikutnya menjauh dari Siwon dan Yoona.

“Jangan sembarangan berbicara dengan orang asing” ujarnya dengan suara menusuk.

“Tapi dia fansku!” elak Yoona mencoba membela diri.

“Apa kau ini bodoh?! Dia itu bukan fansmu! Dia itu orang jahat!”

“Tapi dia terlihat baik!”

“Kau…” bantahan Yoona benar-benar membuat Siwon kesal. Dengan cepat dia meraih tangan Yoona dan setengah menyeretnya, Siwon membawa Yoona ke sebuah ruangan lalu menyudutkannya.

“A…. Apa yang kau lakukan?!” tanya Yoona gugup.

Siwon menatapnya marah. Kecemburuan telah membuatnya mulai kehilangan kendali.

“Aku sudah bilang, kau milikku. Aku tak suka berbagi tentang dirimu apapun alasannya. Tapi kau malah menentangku. Kau berbicara dengannya dan membelanya seolah kau mengenalnya! Aku tidak terima! Kau hanya milikku! Jadi, aku ingin kau seutuhnya”

“Apa?” Yoona mulai dilanda kepanikan. Siwon terlihat beringas kala membuka pakaiannya dan berjalan pelan dengan tatapan buas padanya. Posisi Yoona benar-benar terjepit. Dia berada disudut dan tak ada jalan lain untuk keluar. Siwon telah menguncinya!

“Kau… kau tidak bisa melakukannya” ujar Yoona mencoba merayunya. Meski kini dia adalah istri Siwon, tapi tetap saja dia tidak siap! Lahir dan batin dia belum bisa menerimanya!

“Aku bisa!” Siwon segera meraih tubuhnya dan menciumnya dengan kasar. Membuat Yoona mengerang kesakitan karena ciuman brutal Siwon melukai bibirnya.

Siwon seperti kesetanan. Tangannya mencengkram kuat lengan Yoona seolah siap meremukkannya dan itu sungguh menyakiti Yoona.

“Hen… hentikan…” ucap Yoona disela ciuman paksa dari Siwon. Tapi Siwon bukannya berhenti malah semakin menjadi.

Yoona benar-benar panik. Bayangan dirinya disentuh dan dipaksa menjadi budak seks di usianya yang masih sangat muda muncul kembali seperti film lama. Tersudut, tersiksa dan terhina berkumpul jadi satu dan mengorek luka lamanya. Yoona trauma atas hal yang menimpanya.

Flashback

PLAK!

“Diam kau jalang! Kau milikku malam ini jadi berhentilah melawan! Aku sudah membayarmu mahal, seharusnya kau senang karena masih diberi harga!”

Lalu sebuah pukulan lagi diberi ke pipi yang satunya. Yoona menangis, memohon bahkan bersujud agar tak disentuh. Tapi dengan kejamnya, pukulan dan terjangan dia dapatkan. Yoona akhirnya pasrah tanpa bisa melawan.

Flashback End

“TIDAAAAAAK!!!” entah dapat kekuatan dari mana yang jelas kini Yoona mendorong tubuh Siwon kuat dan segera menempelkan tubuhnya di dinding sembari memeluk lututnya.

Siwon awalnya marah dan segera beranjak. Tapi begitu dilihatnya Yoona nampak ketakutan dan menangis, hatinya langsung trenyuh. Siwon merasa sakit dengan sendirinya melihat kondisi Yoona.

Perlahan didekatinya Yoona. Siwon mengulurkan tangan, mencoba menyentuhnya.

“Sayang…” panggilnya lembut.

“LEPASKAN AKU! AKU TIDAK MAU! KUMOHON BIARKAN AKU BEBAS… HIKS HIKS AKU TIDAK MAU… AKU TIDAK MAU!” teriak Yoona histeris sembari mengacak rambutnya dan mencakar lehernya sendiri.

Siwon jelas bingung melihatnya. Tapi lebih kepada sakit melihat kondisi Yoona. Sebenarnya apa yang menimpa Yoona sampai dia terlihat ketakutan begini? Traumakah?

“Sayang, aku Siwon. Aku takkan menyakitimu…” bujuknya lembut sambil meraih tangan Yoona agar tak menyakiti dirinya sendiri.

“LEPASKAN AKU… HIKS KAU JAHAT! LEPAS…!” teriak Yoona sambil menangis kencang. Siwon tanpa sadar ikut meneteskan airmata karenanya. Akhirnya dia memutuskan memeluk Yoona erat dan membiarkan dirinya yang jadi sasaran amukan Yoona. Tangannya dengan sigap melingkari pinggang gadis itu. Tak sedetikpun dia bergerak untuk melonggarkan pelukannya. Dia tak mau Yoona menyakiti dirinya sendiri. Lebih baik dirinya yang sakit daripada melihat Yoona menderita begini.

“Maaf, maafkan aku… aku bersalah. Kumohon tenanglah” bisiknya sembari menahan tangisnya. Sementara Yoona terus menangis dan mencakar bahkan memukul dadanya.

Tiba-tiba saja gerakan Yoona melambat dan terhenti seketika. Siwon yang mendapati hal itu menjadi panik dan melepaskan pelukannya. Yoona pingsan.

“Donghae! Donghae!” teriaknya bergegas menggendong Yoona dan mencari bantuan.

* * *

Siwon mengusap rambut Yoona dengan sayang kemudian mengecup punggung tangannya perlahan. Matanya menatap sendu istrinya yang tampak berbaring dengan mata terpejam.

“Dia hanya butuh istirahat, my lord…” ujar mentri Lee.

Siwon diam, wajahnya tampak berpikir. “Apa kali ini yang terjadi padanya?”

“Saya… belum tahu pasti” jawab mentri Lee tak enak hati. “Mungkin kehidupannya di bumi begitu menyakitkan karena itu dia terlihat trauma”

“Setelah kehilangan ingatannya, dia bahkan mengalami trauma. Astaga… apa yang harus kulakukan agar istriku berhenti mengalami rasa sakit?” keluh Siwon dengan wajah terluka. Dadanya terasa sesak tiada terkira. Efek dari kesakitan yang tadinya Yoona rasakan.

“Seharusnya kita membawanya ketika umurnya belum melewati sepuluh tahun. Karena saat usianya di angka tersebut, dia masih belum menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Dia masih berada di kondisi pertengahan. Tapi ketika sudah lewat dari usia ke sepuluh, maka ingatan dan kehidupannya sepenuhnya telah berada di Bumi. Karena itu saya menduga my lady selalu merasa asing pada planet ini bahkan pada anda. Tapi jika melihat kondisinya tadi, sepertinya saat dia masih kecil dia pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan dan itu mungkin berlaku terus menerus. Membuatnya selalu teringat jika ada hal sama yang terjadi padanya”

Siwon terdiam, ekspresinya menunjukkan penyesalan mendalam. “Aku memaksa menciumnya tadi. Aku bersalah”

Mentri Lee tersentak mendengarnya. Lord jendral memaksa mencium dan lady trauma? Apa jangan-jangan…

My lord, anda terluka?” beberapa bekas cakaran di leher dan pipi Siwon membuat perhatian mentri Lee teralihkan.

Siwon memegang lukanya dan tersenyum miris. “Dia marah karena aku mendekat dan memeluknya. Jadi… inilah akibatnya”

“Anda membiarkan my lady melukai anda?” mentri Lee tak bisa menahan ketakjubannya. Selama ini tak pernah ada yang berani menorehkan satu goresan saja di tubuh sang jendral karena pastilah orang yang melakukannya sudah tak bernyawa lagi. Tapi kini, sang jendral bahkan tampak tenang dan lebih memperhatikan istrinya daripada memikirkan luka, penghinaan dan segala hal yang selama ini dianggapnya layak untuk mengubahnya menjadi monster tanpa hati.

“Memangnya kenapa?” tanya Siwon balik dengan nada tak suka. “Aku bahkan rela mati deminya”

Jawaban sang jendral membungkam mulut sang mentri. Setengah lega, laki-laki itu akhirnya tersenyum dan mulai mencari peralatannya.

“Saya tahu luka anda bisa sembuh dengan sendirinya. Hanya sebuah formalitas bagi saya saat mengobati luka anda. Tapi sekarang berbeda. My lady yang melukai anda. Saya paham sakitnya pasti tak tertahankan”

“Hatiku lebih sakit melihatnya terluka” bantah Siwon. Kemudian matanya menatap lekat sang mentri. “Bisakah kau sembuhkan dia? Dia menderita…”

Donghae yang dari tadi hanya diam menghela nafas mendengarnya, begitu juga ayahnya.

* * *

 Zenth

“Badai benar-benar berhenti hari ini!” seru Uee senang.

“Senang sekali ya bisa bertemu pujaan hati?”

Yak! Sudah siapkan saja peralatan! Kita akan kembali”

* * *

Siwa

Seunghyun menatap gadis yang ada dihadapannya dengan wajah datar. Pengusiran Siwon terhadapnya semalam benar-benar membuatnya muak dan merasa terhina! Beraninya namja itu mempermalukannya! Lihat saja, takkan dia biarkan Siwon melakukannya lagi! Segera dia akan menyusun rencana dan merebut semuanya dari Siwon.

“Siapa namamu?” tanyanya setelah sekian lama terdiam.

Gadis itu terlonjak kaget sebelum akhirnya berdehem. “Tiffany, tuan…”

“Tiffany…” Seunghyun mengucapkan nama Tiffany pelan seolah mempermainkannya. “Sepertinya kita bisa jadi sekutu yang cocok”

* * *

Alrdrich

“Selamat pagi sayang…”

CHU~

Siwon tersenyum manis pada Yoona sehabis mendaratkan ciuman di dahinya. Membuat Yoona terbengong dan menatap sebal namja itu.

Siwon tersenyum melihat raut wajah Yoona yang menurutnya masih sangat cantik untuk dilihat. “Sarapan ya?” tanyanya dengan lembut. Hari ini Siwon bertekad takkan bersikap keras pada Yoona. Dia ingin menebus kesalahannya karena telah menakuti Yoona.

Yoona diam, matanya melirik Siwon dengan curiga.

“Ayo sayang, nanti mandi sekarang makan dulu” bujuk Siwon sambil mengulurkan tangannya. Yoona menatap tangannya lama sampai akhirnya menghela nafas dan menerimanya.

Siwon tersenyum karenanya. Sedikit bersyukur sikap Yoona mulai melunak setelah kejadian tersebut.

“Suka sup jagung? Ini penambah energi”

Yoona hanya diam sambil mencoba supnya perlahan. Tapi sup tersebut masih sangat panas dan terasa membakar lidahnya. Yoona mengumpat pelan karenanya.

“Masih panas ya?” tanya Siwon lembut sambil mengusap bibir Yoona dan menyendok supnya. Lalu perlahan dia meniup-niupnya agar dingin. Setelah itu disodorkannya pada Yoona.

Yoona awalnya ingin menolak. Teringat olehnya kejadian Siwon yang menyuapinya menggunakan mulutnya. Tubuhnya meremang tanpa sadar.

Siwon sepertinya menyadari tebakan Yoona. Namja itu tersenyum dan membelai rambut Yoona pelan.

“Aku tidak akan melakukannya. Aku benar-benar hanya menyuapimu saja. Kalau kau tidak nakal maka itu tidak akan terjadi” ujarnya lembut.

Yoona masih ragu. Tapi demi melihat raut memelas Siwon dia jadi tak tega. Akhirnya dia membuka mulutnya dan membuat Siwon bisa menyuapinya.

“Anak pintar” puji Siwon ketika semangkuk sup sudah tandas di hadapan Yoona. Namja itu sejak tadi tak hentinya tersenyum. Seolah menggambarkan suasana hatinya yang baik mengenyampingkan kejadian semalam.

Hmm.. teringat kejadian semalam Siwon jadi merasa bersalah lagi.

“Sayang, maaf ya. Semalam aku tak bermaksud menakutimu. Aku khilaf” Siwon meraih tangan Yoona kemudian mengusap punggung tangannya pelan. Mengangkatnya sejenak dan menciumnya penuh sayang. Lalu dia mengelus rambut Yoona setelah itu mendekapnya.

Yoona tiba-tiba saja merasa aneh. Jantungnya berdebar kencang lebih dari biasanya. Ada apa ini?

Deg… Deg…

Yeoja itu mendongak, mendapati Siwon yang menoleh padanya dan tersenyum hangat padanya.

“Mau jalan-jalan?” tanya Siwon lembut.

* * *

Suasananya begitu hening. Hanya ada suara desau angin yang sesekali diselingi oleh bunyi sepatu Avery.

Ya, Yoona sedang jalan-jalan bersama Avery. Tepatnya Yoona kini ada di punggung Avery sementara Siwon berjalan di samping kuda putih tersebut sembari memegang tali kekangnya. Menuntun Avery kemanapun dia suka.

Siwon tiba-tiba berhenti, membuat Avery pun ikut berhenti. Mengelus surainya sejenak, Siwon mendongak dan menatap Yoona sambil tersenyum manis.

DEG!

Lagi-lagi Yoona merasakannya!

Aduh, kenapa dia ini?

“Ayo sayang, turun. Ada air terjun yang sangat bagus disini” Siwon mengulurkan tangannya. Yoona meraih tangan Siwon dan segera turun ketika namja itu melepas mantelnya dan memasangkannya pada tubuh kurusnya. Yoona hanya bisa menatapnya dengan mata berkedip. Oh sungguh dia gugup! Terlebih ketika namja itu memposisikan dirinya untuk berjongkok dihadapan Yoona.

“Kau, akan menggendongku?” tanya Yoona memastikan.

“Iya, jalannya agak berbukit. Nanti kakimu sakit dan cepat lelah” jawab Siwon.

Yoona diam, sejujurnya dia malu. Tadi pagi dia terbangun dengan kondisi yang begitu canggung. Dia tak tahu harus berbicara apa pada Siwon karena hal semalam. Sungguh aneh, dia takut dan malu. Entah kenapa dia tidak mau Siwon tahu tentang masa lalunya yang buruk. Padahal dia sudah bertekad untuk bersikap biasa saja tapi tetap saja dia tak bisa. Hingga mampu membuat batinnya bertanya, sebenarnya dia ini kenapa?

“Sayang…” panggilan Siwon membuat Yoona tersadar. Setelah cukup lama menimbang, Yoona akhirnya melingkarkan tangannya di leher Siwon yang dibalas senyum senang oleh Siwon. Perlahan namja itu berdiri dan memegang kedua kaki Yoona erat agar tak terjatuh.

Awalnya keadaannya masih begitu canggung. Baik Yoona dan Siwon bingung harus bicara apa sampai akhirnya Siwon yang berinisiatif memulainya.

“Mau dengar sesuatu?” tanya Siwon dengan nada canggung.

Yoona berdehem sekilas. “Kau bisa menyanyi?”

“Eungh…” Siwon terlihat berpikir. “Kita coba dulu. Ada sebuah lagu yang sering terdengar di ruangan kemiliteran. Entah siapa yang memasangnya, tapi lagunya bagus” lanjut Siwon. Terlebih dahulu dia berdehem untuk mengambil ancang-ancang. Diam-diam Yoona tersenyum mendengarnya.

One man is in love with you
With clumsy eyes and clumsy steps
So that naive woman, like a fool, Is looking at a different place once again

Where did it go wrong?
Like buttons fastened wrongly
It seems like I can touch you but I can’t
You remain even clearer to me

You’re really so bad
I’m still at the same place
But you pass me by again, making my heart cry
You live in me but you’re not there
That reality makes me sad again

Cause you’re in my heart
Again today, I wait for you
Please hold me as
I’m living my cruel fate
I love you – words
I swallowed by myself
Now I’ll tell you so you can see me

As I’m locked in thoughts of you
I suddenly looked at the clock hand
It seemed like our destiny
That is in the same place but is looking at different places

Time, please stop she is passing me by
So that when my heart and my tears can be seen
So that when the falling rain stops
I can go into her embrace – Jung Donghwa (First Button)

Yoona terperangah. Siwon begitu baik saat bernyanyi. Suaranya yang terkadang serak terdengar seksi di telinganya. Yoona terhanyut dalam alunan melodi yang Siwon hasilkan.

“Kita sudah sampai” bahkan sangking sukanya pada nyanyian Siwon, Yoona tak sadar kalau mereka kini sudah tiba di sebuah air terjun yang tinggi dan begitu indah! Sungai di bawah air terjunnya berwarna kebiruan dan juga sedikit berwarna hijau muda. Benar-benar indah!

“Woah!” seru Yoona senang. Yeoja itu bahkan memaksa turun dari gendongan Siwon.

“Cantik!” ujarnya girang. Siwon tersenyum. Kakinya mulai melangkah mendekati Yoona.

GREP!

Tubuh Yoona menegang manakala Siwon memeluknya dari belakang dan mencium tengkuknya dengan perlahan. Sensasinya luarbiasa. Yoona merasa geli tapi ketagihan! Dia bahkan sedikit memiringkan kepalanya agar bisa memberi akses untuk Siwon melakukannya. Astaga, dia benar-benar jalang murahan karena ini!

Siwon tak melepaskan kesempatan itu. Dia menciumi Yoona dengan rakus seolah Yoona adalah makanan terlezat yang pernah ada. Siwon menggigit, menjilat dan juga mengecupnya. Sampai akhirnya dia mendekap Yoona dan meletakkan dagunya di kepala yeoja itu dengan mata terpejam.

“Selalu nyaman saat bersamamu…” gumamnya dengan senyum terkembang di wajahnya.

Yoona diam. Bukan karena dia kehilangan kemampuan bicaranya. Tapi lebih karena dia kehilangan detak normal untuk jantungnya.

Deg… deg…

Aissh… jantung ada apa denganmu ini?, batin Yoona mengeluh. Tangannya naik memegang dadanya. Siwon yang menyadari hal itu membalikkan tubuh Yoona dan menatapnya lekat.

“Kenapa sayang? Ada yang sakit?” tanyanya lembut dan perhatian.

Deg… Deg…

My lady?”

Deg… Deg…

Siwon diam, dengusan tak sabaran mulai terdengar. Tapi ketika menatap wajah polos Yoona, Siwon tak tega memarahinya. Akhirnya dia tersenyum dan mengecup dahinya sekilas lalu memeluknya erat.

“Kedinginan, my lady?” bisiknya. “Maaf ya, biar aku hangatkan” ujarnya sembari mengelus punggung Yoona berulang kali.

Yoona diam, detak jantungnya makin menjadi. Tapi dia juga mendengar kalau jantung Siwon berdetak kencang. Yoona mengernyit. Apa Siwon gugup juga seperti dirinya?

Dan entah setan mana yang merasukinya. Perlahan Yoona mengangkat tangannya dan membalas pelukan Siwon. Membuat tubuh keduanya sama menegang sebelum akhirnya keduanya sama-sama tersenyum.

Ini terasa aneh, tapi sekaligus menyenangkan…

TBC

Hai, masih ada yang nungguin nih ff?

Gimana nih? Maaf ya kalau makin gaje -_-

Oh iya, apa kalian suka dengan perubahan sikap siwon yang lebih lembut?  Maaf saya belum bisa ceritakan tentang kehidupan yoona-siwon dulu. Tapi scene terakhir adalah bayangan gimana kisah mahadewa dulu dengan roxanne. Terlihat kan kalau siwon lebih lembut dan perhatian sementara yoona lebih diam dan sopan? Nah kira-kira begitu.. Masih ada sedikit ya pengaruhnya kehidupan mereka dulu sama sekarang 🙂

Komen sama like jangan dilupain dong… siapa tahu entar saya protect part selanjutnya

Terakhir, sekian dan terimakasih ya^^

162 pemikiran pada “Vous, Mon Âme Soeur (Part 4)

  1. Sbenernya aku udh baca tpi kyaknya blum ninggalin jejak deh…
    Krna susah sinyal trus gk ad kuota.. pas bsa baca gk bsa komentar deh..
    Jadi maafin aku ga eon baeu bisa komentar….
    Aku sedih dsini krna yoona trauma banget… dan oppa nya jga kasar…
    Tpi kebawah2 merwka so sweet banget serasa dunia milik sendiri cieee
    Aku jga seneng krna mereka udh nikah hahahaa

  2. Cie cie molai romantis yoonwo,,,eeehmmmm
    Penasaran dengan klanjutannya,,,
    Moga happy ending
    Akankah yoona mengingat kembali semua ingatannya yg hilang,,,
    Di tunggu ya

  3. Kasihan sama yoona yang keingat masa lalunya… :’)
    Siwon sih telat jemput my lady…
    Tpi semoga saat siwon tau masa lalu nya yoona , siwon bisa nerima yoona apa adanya…

    Btw uee ada hubungan gitu yah sama siwon…
    Yaah yoona cpetan nerima hati siwon nnty direbut sma sersan kim 😪

    Sayaa suka moment yoonwonx banyak dan kbanyakan lucu kkk~~

  4. Kasian yoona eonn ke ingat masa lalu nya…..

    Wonppa si kasar… #V

    Semoga wonppa akan segera mencari tahu keadaan yoona eonn sebelumnya (bumi)

Be A Good Readers With Your Comment^^